A.
Pengertian
Do’a
Secara
bahasa Do’a berasal dari kalimah دعو (da-‘a-wa) artinya, jika sesuatu condong kepadamu disebabkan
suara atau perkataan ,asal kata ini adalah mashdar atau kata benda dari
kata دعوت الشيء, أدعوه, دعاء (da’autu asy syai`a,
ad’uhu, du’a an) artinya, aku memanggil sesuatu dengan satu panggilan,mashdar di
sini menempati kata benda sehingga pembaca bisa mengatakan, سمعت دعاء (sami’tu du’a an) artinya, aku mendengar sebuah panggilan.
Secara syariat do’a dapat dimaknai memohon sesuatu yang bermanfaat kepada Allah
SWT .
Do’a merupakan intisari peribadatan dalam setiap agama khususnya agama
islam,hal ini dapat dibuktikan dalam setiap ritual ibadah umat islam pasti
mengandung do’a, seperti dalam ibadah sholat hampir semua lantunan bacaan sholat mengandung
kalimah pengharapan kepada Allah SWT agar diberikan kemanfaatan . Dari satu
contoh diatas membuktikan posisi do’a sangat penting dalam setiap kehidupan
manusia,yang mana setiap lini dalam kehidupan manusia bersifat abstrak artinya
hanya Allah SWT yang mengetahui. Sehingga manusia memerlukan pengharapan besar
kepada Allah agar kehidupan kita selalu diiring oleh kemanfaatan dengan cara
berdo’a.
Allah SWT menegaskan dalam Surah al-Baqarah ayat 186 yang berbunyi :
وَإِذَا
سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌۖ أُجِيبُ دَعۡوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا
دَعَانِۖ فَلۡيَسۡتَجِيبُواْ لِي وَلۡيُؤۡمِنُواْ بِي لَعَلَّهُمۡ يَرۡشُدُونَ ١٨٦
Artinya : Dan
apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah),
bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa
apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala
perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada
dalam kebenaran .
Dalam Ayat ini Allah SWT menyatakan kepada manusia bahwa Allah dekat dengan para hambanya,kedekatan
Allah SWT dengan hambanya diwujudkan dengan pengambulan doa para Hamba oleh
Allah SWT,tentunya Allah SWT mengabulkan do’a para hamba yang beriman
kepadaNYa.
B.
Fungsi
Berdoa
Adapun
fungsi do’a dapat penulis uraikan sebagai berikut :
1.
Penghantar
Kebahagiaan Dunia dan Akhirat
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surah al-Baqoroh
Ayat 201 yang berbunyi :
وَمِنۡهُم
مَّن يَقُولُ رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِي ٱلدُّنۡيَا حَسَنَةٗ وَفِي ٱلۡأٓخِرَةِ
حَسَنَةٗ وَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ ٢٠١
Artinya
: Dan di antara mereka ada orang yang
berdoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di
akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka"
2.
Sumber dari Penentraman Hati yang Gundah
Rasa
was-was ataupun cemas dapat sirna karena do’a yang kita lantunkan kepada
Allah,karena do’a sebuah pengejawantahan dari perilaku dzikir yang berdampak
pada ketentraman hati sebagaimana Firman Allah dalam Surah ar-Ro’du Ayat 28
yang berbunyi :
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ
وَتَطۡمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكۡرِ ٱللَّهِۗ أَلَا بِذِكۡرِ ٱللَّهِ تَطۡمَئِنُّ ٱلۡقُلُوبُ
٢٨
Artinya : orang-orang yang beriman dan hati mereka
manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati
Allah-lah hati menjadi tenteram.
3.
Penangkal Ketetapan Qodho atau Takdir
Takdir
buruk setiap hamba dapat diubah melalui do’a,hal ini disandarkan Sabda Baginda
Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh al-Hakim.
4.
Do’a sebagai Penangkal dari Godaan Setan
Ketika
seorang hamba istiqomah dalam mendawamkan do’a maka secara tidak langsung hamba
itu menerima rahmat dan kasihsayang Allah sehingga dengan karunia Allah itu
dapat menjaga dan menjauhkan dari perbuatan yng diharamkan Allah.
5.
Penghubung antara Seorang Anak dengan Orang Tua
Hal
ini dilandaskan pada sabda Baginda Nabi Muhammad SAW riwayat at-Tirmidzi “ ada tiga Do’a yg pasti dikabulkan
Allah SWT yaitu Do’a orang teraniaya, Do’a orang yg sedang berpergian dan Do’a
orang tua terhadap anaknya “ poin ketiga ini
menunjukkan dengan Do’a hubungan anak dan orang tua dibuka oleh Allah SWT,tidak
ada hijab-hijab yang menghalangi hubungan orang tua dan anak walau salahsatunya
telah meninggal .
6.
Do’a
sebagai Jaminan Terkabulnya Hajat Manusia
Kita telah mengetahui
bahwa segala Do’a yang dilantunkan oleh setiap hamba akan dikabulkan oleh Allah
SWT . Ketika seorang hamba telah berdoa kepada Allah maka hamba itu tinggal
menunggu waktu do’anya terkabul .
Selain itu terdapat tiga funsi dalam Do’a
sebagaimana maqolah Syekh Tantowi,ketiga manfaat do’a itu berupa :
1. Doa berfungsi untuk menunjukkan keagungan Allah SWT kepada
hamba-hambaNya yang lemah. Dengan doa seorang hamba menyadari bahwa hanya Allah
SWT lah yang memberi nikmat, menerima taubat, dan memperkenankan doa-doanya.
Doa berfungsi mendorong hamba-Nya untuk selalu bersyukur. Sebab rasa syukur itu
pula mendorong hamba-Nya untuk bersungguh-sungguh dalam beribadah.
2. Doa mengajari kita agar merasa malu kepada Allah SWT. sebab
manakala ia tahu bahwa Allah SWT akan
selalu mengabulkan doa-doanya, maka tentu saja ia malu untuk mengingkari
nikmat-nikmatNya.
3. Doa mengalihkan hiruk-pikuk kehidupan dunia keharibaan tafakur dan kekudusan munajat kehadirat
Allah SWT., memutuskan syahwat duniawi
yang fana menuju ketenangan hati dan ketentraman jiwa.
C.
Adabnya
Seorang Hamba dalam Berdo’a
Imam
al-Ghazali dalam karya monumentalnya Ihya Ulumuddin menyebutkan 10 adab (tata
cara) dalam berdo’a yaitu
1.
Berdoa
dimunajatkan ketika dalam waktu-waktu yang mulia(waktu yang mustajabah)
2.
Berdoa
ketika dalam keadaan mulia seperti dalam keadaan bersujud,saat mendirikan
sholat atau sesudahnya,saat turunnya hujuan .
3.
Menghadap
kearah kiblat,mengangkat kedua tangan dan mengusapkan keduanya ke wajah pada
akhir waktu Doa. Sebagaimana yang Sabda Baginda Nabi SAW diriwayatkan at-Tirmidzi
bahwa Bahwa Rasulullah Shallallahu “Alaihi wa Sallam jika mengangkat kedua
tangannya dalam berdoa,beliau tidak akan menurukannya kecuali setelah mengusapkannya
ke wajahnya .
4. Merendahkan suara, yakni antara pelan
dan keras.Hal ini sebagi perwujudan kelemahan seorang hamba untuk meminta
pertolongan Allah SWT .
5.
Agar
tidak memaksakan untuk berdoa dengan bersajak dalam artian berdoa dengan bahasa
yang difahami,karena hal itu dapat memaksanya untuk berlebihan dalam berdoa
lebih baik berdoa dengan Doa Ma’tsurah doa yang termuat dalam al-Qur’an dan
al-Hadist
6.
Berdoa
dengan sikap merendahkan diri, khusyu dan penuh harap cemas,sebagaimana yang
dituntunkan oleh Oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam Firman-Nya Surah al
–Anbiya Ayat 90 yang berbunyi :
فَٱسۡتَجَبۡنَا
لَهُۥ وَوَهَبۡنَا لَهُۥ يَحۡيَىٰ وَأَصۡلَحۡنَا لَهُۥ زَوۡجَهُۥٓۚ إِنَّهُمۡ
كَانُواْ يُسَٰرِعُونَ فِي ٱلۡخَيۡرَٰتِ وَيَدۡعُونَنَا رَغَبٗا وَرَهَبٗاۖ
وَكَانُواْ لَنَا خَٰشِعِينَ ٩٠
Artinya
: Maka Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan kepada nya Yahya dan
Kami jadikan isterinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang
yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan
mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang
yang khusyu´ kepada Kami
7.
Berdo’a
dengan ketulusan yang murni disertai keyakinan yang mendalam bahwa do’a kita
akan dikabulkan oleh Allah SWT .
8. Mengulangi do’a sebanyak tiga kali
dengan iiringi permohonan maaf kepada Allah atas dosa-dosa yang telah dilakukan sebagaimana apa yang disabdakan
Baginda Nabi SAW bahwa Rasulullah Shallallahu “Alaihi wa Sallam heran kepadanya
yang berdoa sebanyak tiga kali dan ber Istighfar dengan mengulang sebanyak tiga
kali .
9. Memulai
do’a dengan kalimah-kalimah pujian kepada Allah SWT dan Baginda Nabi Muhammad
SAW .
10. Dan
terakhir adab dalam berdoa hendaknya setiap hamba dalam memunajatkan do’a
harus bertaubat kepada Allah SWT atas
segala dosa yang telah diperbuat .
D.
Waktu
yang Mustajabah untuk Berdo’a
Walaupun
Do’a dapat dimunajatkan setiap saat namun terdapat beberapa waktu yang
mustajabah untuk berdoa kepada Allah SWT, waktu-waktu yang mustajabah untuk berdoa
meliputi,
- Pada hari Arafah - Hari Arafah merupakan hari dimana semua jama’ah haji melakukan wukuf di Arafah atau tanggal 9 Dzulhijjah. Pada hari Arafah, semua jama'ah disarankan berdoa sebanyak-banyaknya, takterkecuali jama'ah yang tengah berhaji ataupun jamaah yang tidak tengah menunaikan ibadah haji. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Doa yang terbaik adalah doa ketika hari Arafah”
- Bulan Ramadhan,bulan yang istimewa dalam Islam didalamnya pun terdapat malam yang agung yang bernilai lebih mulia daripada seribu bulan. Sehingga rugilah manusia yang tak berdo’a di Bulan Ramadhan .
- Hari Jum’at sebagaimana sabda Baginda Nabi Muhammad SAW bersabda yang diriwayatkan Imam Bukhori:
“Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam menuturkan perihal hari Jumat lalu beliau bersabda: ‘Di dalamnya
terdapat waktu. Jika seorang muslim berdoa ketika itu, pasti diberikan apa yang
ia minta’. Lalu beliau mengisyaratkan dengan tangannya tentang sebentarnya
waktu tersebut”
- Saat sahur, sebaiknya, setiap hamba membiasakan berdoa pada waktu ini pasalnya pada waktu sahur tersebut merupakan amal yang paling utama dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT .
- Di antara adzan dan iqamat, sebagaimana sabda Baginda Nabi Muhammad SAW bersabda yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad:
“Sesungguhnya do’a yang tidak
tertolak adalah do’a antara adzan dan iqomah, maka berdo’alah (kala itu)”
- Ba'da (setelah) shalat, sebagaimana sabda Baginda Nabi Muhammad SAW bersabda yang diriwayatkan at-Tirmidzi :
"Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam ditanya; wahai Rasulullah, doa apakah yang paling di dengar? Beliau
berkata: "Doa di tengah malam terakhir, serta setelah shalat-shalat
wajib."
- Saat turun hujan .
- Setelah Khatam membaca al-Qur’an .
- Ketika berbuka puasa,
- Pada akhir sepertiga malam .
E.
Penghambat
Terkabulnya Do’a
Ketika do’a yang kita munajatkan belum dikabulkan
oleh Allah SWT karena sebab suatu keadaan yang membuat kita terhalang dari
karunia Allah yang berupa matinya hati seorang hamba . Kematian hati yang
membuat do’a kita terhambat dikarenakan beberapa hal yaitu :
1. Seorang
hamba mengetahui kewajibannya sebagai makhluk ciptaan Allah namun hamba itu
tidak melaksanakan apa yang menjadikan kewajibannya kepada Allah. Seperti tidak
melaksanakan sholat dan lain sebagainya .
2. Mengetahui
isi kandungan al-Quran namun tidak melaksanakan isi daripada kadungan al-Quran
itu .
3. Mengaku
cinta kepada Baginda Nabi Muhammad SAW namun tidak mengamalkan apa yang menjadi
sunnah-sunnah baginda Nabi Muhammad SAW.
4. Selalu
melaksanakan seruan-seruan setan,dalam kata lain selalu melakukan maksiat yang
telah nyata dilarang oleh Allah SWT .
5. Seorang
hamba menyatakan takut atas datangnya kematian,tetapi tidak mempersiapkan diri
untuk menghadapi kematian .
Dari berbagai uraian diatas secara global penyebab
do’a kita terhambat untuk dikabulkan berasal dari diri kita sendiri. Diri kita
yang menghendaki terkabulnya do’a namun tak diiringi dengan perilaku yang
mengindahkan aturan-aturan Allah SWT. Dengan kita berbuat baik menjalankan
seruan-seruan Allah dan menjauhi segala sesuatu yang menjadi larangan Allah
maka itu sebagai wujud ketaatan yang hakiki yang kelak berbuah do’a yang
dikabulkan Allah SWT .
Muhammad Nuur Rohmaan,19 Ramadhan 1436 H
0 komentar:
Posting Komentar