Oleh Muh Nuur Rohmaan
Model Epistimologis yang
popular dalam studi islam oleh Al Jabiri dapat dibagi 3 yaitu Bayani,Burhani
dan Irfani.[1]
1. Rumpun Bayani
Bayani secara etimilogis mempunyai pengertian penjelasan, pernyataan , ketetapan.
Sedangkan secara terminologis bayani berarti pola pikir yang bersumber pada
nash, ijma’, dan ijtihad.
Epistimologi Bayani adalah pendekatan dengan cara menganalisis teks. Maka
sumber epistimologi Bayani adalah teks. Sumber teks dalam studi islam dapat
dikelompokkaaaan menjadi dua yakni:
1.
Teks Nash
( Al Qur’an dan Al Hadist )
2. Teks non nash berupa karya para ulama.
( Kitab-Kitab Kuning
Ex.jawahirul Quran,Ihya Ulumuddin)
2. Epistimologi Burhani
Maksud epistimologi burhani adalah menguak kebenaran suatu hal didasari
oleh pikiran /akal manusia.Dalam epistimologi burhani sumber teks seperti wahyu
tidak dijadikan dasar.Sumber pengetahuan dari epistimologi ini adalah realitas.Ilmu diperoleh berdasarkan hasil
penelitian bukan didasarkan oleh sumber teks yang telah ada.
3. Epistimologi Irfani
Sumber dari epistimologi ini adalah intuisi
/ irrasional yang berarti kebenaran didapat melalui pertimbangan
emosional. Pendekatan ini abstrak mempunyai paradigma gaib/mistik
Analogi dalam nalar ‘irfani ada 3 (tiga ) yaitu:[2]
1. Penyerupaan didasarkan pada korespodensi numeris
2. Penyerupaan didasarkan pada suatu representasi
3. Penyerupaan ritoris dan puitis.
Teknik-teknik
penelitian khusus dalam nalar ‘irfani:[3]
1. Riyadah : rangkaian latihan dan ritus, dengan penahapan dan prosedur
tertentu.
2. Tariqah : sebagai kehidupan jamaah
yang mengikuti aliran tasawuf yang sama.
3. Ijazah : dalm penelitian ‘irfaniah , kehadiran guru (mursyid) sangat
penting. Mursyid membimbing murid dari tahap satu ke tahap yang lain. Pada
tahap tertentu , mursyid memberikan wewenang (ijazah) kepada murid.
0 komentar:
Posting Komentar