TERJEMAHAN

Jumat, 02 November 2012

MODEL BERFIKIR KAJIAN ISLAM


Oleh Muh Nuur Rohmaan

Model Epistimologis yang popular dalam studi islam oleh Al Jabiri dapat dibagi 3 yaitu Bayani,Burhani dan Irfani.[1]
1. Rumpun Bayani
Bayani secara etimilogis mempunyai pengertian penjelasan, pernyataan , ketetapan. Sedangkan secara terminologis bayani berarti pola pikir yang bersumber pada nash, ijma’, dan ijtihad.
Epistimologi Bayani adalah pendekatan dengan cara menganalisis teks. Maka sumber epistimologi Bayani adalah teks. Sumber teks dalam studi islam dapat dikelompokkaaaan menjadi dua yakni:
1.      Teks Nash
( Al Qur’an dan Al Hadist )

2. Teks non nash berupa karya para ulama.
     ( Kitab-Kitab Kuning Ex.jawahirul Quran,Ihya Ulumuddin)

  2. Epistimologi Burhani
Maksud epistimologi burhani adalah menguak kebenaran suatu hal didasari oleh pikiran /akal manusia.Dalam epistimologi burhani sumber teks seperti wahyu tidak dijadikan dasar.Sumber pengetahuan dari epistimologi ini adalah  realitas.Ilmu diperoleh berdasarkan hasil penelitian bukan didasarkan oleh sumber teks yang telah ada.


3. Epistimologi Irfani
Sumber dari epistimologi ini adalah intuisi  / irrasional yang berarti kebenaran didapat melalui pertimbangan emosional. Pendekatan ini abstrak mempunyai paradigma gaib/mistik
Analogi dalam nalar ‘irfani ada 3 (tiga ) yaitu:[2]
1. Penyerupaan didasarkan pada korespodensi numeris
2. Penyerupaan didasarkan pada suatu representasi
3. Penyerupaan ritoris dan puitis.
Teknik-teknik penelitian khusus dalam nalar ‘irfani:[3]
1. Riyadah : rangkaian latihan dan ritus, dengan penahapan dan prosedur tertentu.
2. Tariqah : sebagai kehidupan jamaah yang mengikuti aliran tasawuf yang sama.
3. Ijazah : dalm penelitian ‘irfaniah , kehadiran guru (mursyid) sangat penting. Mursyid membimbing murid dari tahap satu ke tahap yang lain. Pada tahap tertentu , mursyid memberikan wewenang (ijazah) kepada murid.











[1] Khoirudin Nasution, Pengantar Studi Islam, Tazzafa, Yogyakarta, 2010, hlm. 41.

[2]  Khoirudin Nasution, Pengantar Studi Islam, Tazzafa, Yogyakarta, 2010, hlm. 44.
[3] Ibid., hlm. 44

0 komentar:

Posting Komentar